
Aku seorang gadis yang masih berusia 16 tahun, dan saat ini masih duduk di bangku sekolah kelas satu SMA. Saat ini aku mempunyai unek-unek dalam hatiku tapi tidak dapat aku bicarakan pada seseorang. Karena hal ini merupakan aib dalam keluargaku sendiri, Mamaku berselingkuh dengan sopir papa sendiri. Padahal Papa sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri.
Masih ingat dalam benakku ketika pertama
kali Bang Agus datang kerumah ini. Dengan berpenampilan biasa saja dia
melamar menjadi sopir pada papa, yang saat itu memang memasang iklan
kalau dia sedang butuh seorang sopir pada salah satu surat kabar. Karena
papa merasa Bang Agus bagus di dalam tesnya akhirnya dia diterima dan
langsung mendapatkan pekerjaan itu.
Awalnya Bang Agus memang begitu baik dan
santun, tapi akhir-akhir ini dia menjadi lebih malas dari sebelumnya.
Dari yang aku lihat perubahan sikap Bang Agus sudah di ambang batas,
pernah suatu hari aku mendapati dia sedang menyuruh Mbok Minah
pambanyuku buat membuatkan dia makanan kesukaaanya, ketika mbok Minah
menolak dia ngancam buat memberi tahu mamaku.
Bagai orang yang ketakutan mbok Mina
langsung membuatkan makanan yang Agus minta. Sejak saat itu aku merasa
kalau dia ada hubungan dengan mamaku, apalagi aku melihat mereka berdua
sering keluar rumah dengan alasan ngantar mama kerumah temannya atau
yang lain. Dan mereka lama pulangnya bahkan sampai papa pulang dari
kantor mereka belum pulang juga.
Dengan hati yang menyimpan kemarahan aku
masuk dalam kamarku, hampir setiap hari aku menghindar dari Mama,
pikirku biar dia mengerti kalau aku marah padanya. Tapi aku justru
membuatnya semakinn menggila dengan perbuatanya. Hingga pada suatu hari
aku pulang dari sekolah saat itu aku langsung pergi kebelakang dan makan
siang di dapur, karena aku memang sudah terbiasa makan di sana.
Tapi aku melihat gelagat mencurigakan
dari mbok Minah, dia selalu memandangi wajahku. Bahkan ketika dia
mengambilkan makanan aku melihatnya bergetar, saat itu juga aku ingat
pada mama. Belum habis makanan dalam piringku, akupun segera pergi
menuju ke kamar mama. Dan benar saja aku mendapati mereka berdua sedang
bergumul di atas tempat tidur.
Tanpa pakaian sehelaipun mereka saat itu
saling bergaya 69 seperti dalam cerita dewasa dan saat bang Agus
melumat memek mama begitupun mama mengulum kontol Bang Agus, saat itu
mereka tidak merhatiin kedatanganku. Tapi ketika aku berteriak bukannya
menghentikan permainan sexnya, Mama malah lebih liar mengulum kontol
Bang Agus. Dan dia menoleh kearahku sebentar.
Lalu melanjutkan permainannya lagi, Aku
tidak dapat berbuat apa-apa lagi. saat itu juga aku lunglai pada sofa di
kamar itu. Kini mereka berganti posisi Mama bangun dan menindih tubuh
Bang Agus, kemudian dia menunggangi Bang Agus setelah itu bergoyang di
atas tubuhnya ” Oouugghhh…. ooouuugghh…. ooouuugghhh… aaagghh… ” Kata
Mama dari atas tubuh bang Agus.
Sedangkan Bang Agus memegang tetek Mama
dari bawah sambil meremas-remasnya. Dan mama begitu lihai bagai
menunggangi seekor kuda jantan, dia menengadah sambil terus menggoyang
dengan gencarnya ” Oouuggghh… Agus…. sa…. yang… aaagghhh…. aaaagghhh…
ooouuugghh… ” Desahan nafsu syetan mereka semakin keras dan seakan
mengikuti desahannya.
Goyangan mama semakin keras dan semakin
cepat pula bang Agus mengimbangi, dia memejamkan matanya begitu
menikmati goyangan mama dari bawah. Setelah agak lama akhirnya dia
merubah posisi. Kini Bang Agus berada di atas tubuh Mama. Bagai orang
kesyetanan bang Agus memutar kontolnya dalam memek mama bahkan dia
bergerak cepat sehingga melesat ke liang senggama mama.
Begitupun Mama dia semakin hot
mengimbangi permainan Bang Agus ” Oouuugghhh… ooouuggghhh…. ooouugghh….
aaagghh… yaaaachh… yaaaacchh…. ” kata Mama sambil terus mengeluarkan
desahan. Tiba-tiba Bang Agus menekan keras kontolnya bahkan dia seakan
membelalakkan matanya dan terus mengerang keras, bagai tidak dapat
menahan sesuatu yang akan di tumpahkan.
Belum beberapa menit kemudian benar
saja, bang Agus sudah menumpahkan sperma kentalnya pada lubang memek
Mama yang terlihat tidak dapat menampung sperma bang Agus. Lama mereka
saling menekan kontol dan memek mereka. Setelah itu terlihat bang Agus
terkulai lemas di atas tubuh Mama, dan mamapun mendekap erat tubuh bang
Agus yang masih licin oleh keringat.
Sementara aku dari tadi hanya bisa memandangi mereka namun dengan mata yang mengalirkan air mata terus. Bagai orang yang tidak berbuat dosa, Mama bangun dari tempat tidurnya dan berkata ” Kalau kamu bilang papa… kamu nggak akan pernah liat mama lagi… ” Terus dia masuk dalam kamar mandinya dan diikuti oleh bang Agus dari belakang, dan sejak hari itu mereka tidak lagi takut melakukan cerita ngentot di depanku.
Komentar
Posting Komentar