
Perkenalkan nama ku Burhan, telah beristri, bekerja di sebuah Perusahaan
Swasta, Istriku cukup lumayan, cantik dan bahenol, namun yang akan aku
ceritakan ini bukan soal hubungan seks ku dengan istri ku, tapi soal
hubungan ku dengan seorang setengah baya, yang setatusnya adalah tante,
tapi kami sekeluarga memanggilnya dengan kata Mama, hal ini wajar, agar
bisa lebih akrab dan dekat.
Mama Reta, itulah sebutan dan nama dari tante istriku, Mama Reta adalah Istri dari Paman Istriku, maaf beliau (Mama Reta) adalah Istri kedua dari Paman Istriku, Cantik, tidak terlalu tinggi, wajar sebagaimana pribumi, kulitnya terbilang putih, mulus, walau bersetatus tante atau lebih tua dari istriku tapi belum terbilang tua, kaHana dia istri kedua dari Paman Istriku, semua lekuk tubuh sensualnya masih mengencang, mulai dari payudaranya, masih terangkat keatas dan bulat menonjol menggairahkan, putingnya juga masih seperti milik seorang gadis, perutnya belum mengendor, begitu juga pinggul dan pantatnya masih menonjol.
Anda tahu apa sebabnya ? ialah kaHana Mama Reta tidak pernah hamil dan
ternyata selama 9 tahun berumah tangga dengan Paman Istriku, boleh
dikatakan hanya 1 tahun dia digauli sebagaimana layaknya seorang istri,
selebihnya selama 8 tahun selanjutnya, hanya dia bisa nikmati dengan
sentuhan tangan suaminya, Itu semua dia alami KaHana Sang suami memiliki
penyakit Jantung kronis, dan sudah tiada.
Singkat ceritanya ialah Mama Reta sudah lebih kurang 1 tahun menjanda,
sebatang kara, tidak punya anak, apalagi cucu, tidak bekerja dan juga
tidak memiliki usaha, peninggalan suami pas-pasan, oleh kaHananya aku
bersama istri sudah berniat untuk membelanjakan atau memberikan nafkah
kepada Mama Reta, mulai dari urusan bayar telepon, Listrik, sampai
urusan belanja dapur. Hidupnya sehari-hari ditemani dengan seorang
pembantu rumah tangga, yang juga menjadi tanggungan kami.
Setiap dua minggu sekali istriku selalu datang menemui Mama Reta untuk
menjenguk sekaligus membawanya belanja keperluan dapur ke Supermarket,
aku paling hanya telepon dan paling sebulan sekali menjenguknya. Semua
ini kami lakukan hitung-hitung balas budi, kaHana sewaktu suaminya masih
ada dan kondisi kehidupan kami belum mapan kami banyak dibantunya.Suatu
ketika istriku tidak dapat pergi untuk menjenguk Mama Reta, padahal
sudah jadualnya untuk belanja keperluan dapur Mama Reta, istriku kurang
enak badan, terpaksa aku menggantikannya, dan hal ini bukan yang pertama
kali sudah sering hampir 4-5 kali, namun yang kali ini suatu hal yang
luar biasa.
Aku sudah tidak canggung lagi dengan Mama Reta, kaHana sudah biasa
bertemu dan bahkan sudah seperti Ibu ku sendiri. Soal tidur, kami sering
tidur bertiga, Aku, Istriku dan Mama Reta, bahkan pernah suatu siang
kami, Aku dan Mama Reta tidur berdua dikamar, jadi tidak ada hal yang
aneh, namun kali ini kejadiannya tidak teHancana dan sangat
mengagetkan.Selesai jam kerja di sore hari, aku langsung menuju kerumah
Mama Reta, untuk menggantikan istriku menemani Mama Reta belanja
keperluan dapur sebagaimana rutinnya, Setibanya di rumah Mama Reta aku
langsung memarkirkan mobil ku di depan garasi rumahnya.
“Sore Ma……!” Sapa ku sambil menghampiri Mama Reta yang sedang tiduran di
sofa sambil menonton TV, kucium tangannya dan kedua pipinya, hal ini
adalah kebiasaan di keluarga kami kalau bertemu dalam satu keluarga.
“Dengan siapa kamu Han …?” Mama Reta bertanya sambil melirik kearah pintu utama dan melihat ku dengan kening dikerut.
“Ya dengan Mobil Ma …..!” Jawab ku santai dan berbalik ke arah Lemari Es untuk mengambil segelas air dingin.
“Jangan bercanda …., Mama Tanya beneran “
“Handy tidak bercanda Ma…., Handy jawab benaran “ sekarang aku duduk di bangku tamu didepan sofanya, sambil ikutan menonton TV.
“Maksud Mama, Yanti tidak ikut ?” Yanti adalah Istri ku.
“Yanti lagi tidak enak badan, jadinya Handy yang kesini” Jawab ku sambil mengalihkan pandangan dari pesawat Televisi kearah Mama Reta, namun pandanganku terhenti di kedua panggkal pahanya yang sedang dilipat dan saling bertindihan.Kusadari Mama Reta tidak sadar kalau dasternya tersingkap atau dia tahu tapi kaHana hal ini sudah biasa maka tidak ada masalah bagi kami.
“Dengan siapa kamu Han …?” Mama Reta bertanya sambil melirik kearah pintu utama dan melihat ku dengan kening dikerut.
“Ya dengan Mobil Ma …..!” Jawab ku santai dan berbalik ke arah Lemari Es untuk mengambil segelas air dingin.
“Jangan bercanda …., Mama Tanya beneran “
“Handy tidak bercanda Ma…., Handy jawab benaran “ sekarang aku duduk di bangku tamu didepan sofanya, sambil ikutan menonton TV.
“Maksud Mama, Yanti tidak ikut ?” Yanti adalah Istri ku.
“Yanti lagi tidak enak badan, jadinya Handy yang kesini” Jawab ku sambil mengalihkan pandangan dari pesawat Televisi kearah Mama Reta, namun pandanganku terhenti di kedua panggkal pahanya yang sedang dilipat dan saling bertindihan.Kusadari Mama Reta tidak sadar kalau dasternya tersingkap atau dia tahu tapi kaHana hal ini sudah biasa maka tidak ada masalah bagi kami.
Kali ini aku merasakannya agak aneh, kog aku merasa terangsang dengan
pandangan ini. Aku sadar sehingga kualihkan secepatnya pandanganku lagi
kearah pesawat televisi, tapi perasaan ku menggoda, sehingga aku mencoba
mecuri pandang dengan melirik kearah paha tadi, hati semakin tidak
tenang, pikiranku mulai tidak normal. Kucoba membuang fikiran yang sudah
mulai tidak menentu arah.
“Ma….. !`” sapaan ku berhenti, aku ingin menggajak nya bicara tapi pada
saat aku menyapa sacara bersamaan aku memalingkan pandangan ku lagi
kearah wajah Mama Reta, tapi pandangan ku berhenti di bagian dada Mama
Reta yang terlihat gundukannya dikaHanakan belahan dastrernya pada
bagian dada melorot kesamping, kaHana pada saat itu posisi tidur Mama
Reta disofa miring.
” Ada apa Han … ” Tanya nya mengagetkan ku, aku segera memalingkan pandanganku kewajahnya.
” Ayo Ma…, rapi-rapi, sudah hampir jam 7 nich, nanti Supermaket tutup”
” Han…, badan Mama rasanya lemes, kurang bersemangat, bagaimana kalau besok aja kita belanjanya”
” Yah … Mama ….., Burhan udah sampai disini, lagi pula besok Handy ada kerja lembur, dan iya kalau Yanti sudah enakkan dan bisa kesini. ”
“Ya udah kapan kapan aja “ sambutnya lagi,
“Enggak ah Ma… sekarang aja, nanti kalau ditunda-tunda jadi enggak jadi kayak dulu”
“Kamu memang orangnya keras kepala Han, kalau ada maunya tidak bisa ditunda”
“Ya sudah Mama salin dulu, tapi kalau nanti Mama jadi sakit kamu yang repot juga”
” Ada apa Han … ” Tanya nya mengagetkan ku, aku segera memalingkan pandanganku kewajahnya.
” Ayo Ma…, rapi-rapi, sudah hampir jam 7 nich, nanti Supermaket tutup”
” Han…, badan Mama rasanya lemes, kurang bersemangat, bagaimana kalau besok aja kita belanjanya”
” Yah … Mama ….., Burhan udah sampai disini, lagi pula besok Handy ada kerja lembur, dan iya kalau Yanti sudah enakkan dan bisa kesini. ”
“Ya udah kapan kapan aja “ sambutnya lagi,
“Enggak ah Ma… sekarang aja, nanti kalau ditunda-tunda jadi enggak jadi kayak dulu”
“Kamu memang orangnya keras kepala Han, kalau ada maunya tidak bisa ditunda”
“Ya sudah Mama salin dulu, tapi kalau nanti Mama jadi sakit kamu yang repot juga”
Akhirnya dengan malas dia bangun dari sofanya menuju kamar, akupun
melanjutkan menonton Televisi. Selang beberapa menit aku menunggu dengan
tidak sabar, akupun melirik kearah pintu kamar, dan tiba tiba mata ku
terperanjat melihat pandangan didalam kamar, kulihat Mama Reta
membelakangi pintu kamar dengan hanya menggunakan celana dalam tanpa BH,
sayangnya posisinya juga membelakangi ku sehingga aku hanya bisa
menikmati lekukan tubuhnya dari belakang, dan cukup indah masih seperti
anak remaja, semuanya serba ketat dan gempal. Aku semakin kacau.
Kuperhatikan terus dari ujung kaki sampai ujung kepalanya, rambut yang
terurai semakin menggairahkan ku. Kulihat Mama Reta sedang memakai Baju
Kemeja putih beHanda, wah rupanya dia tidak memakai BH, setelah itu dia
pakai celana Jean ketat panjangnya tiga-per-empat, dan langsung berbalik
kearah pintu kamar, aku dengan cepat juga memalingkan muka kearah
Televisi seolah-olah tidak tahu apa yang terjadi tadi di kamar.
“Ayo Han …. Kita jalan “, sapa Mama Reta yang sudah keluar dari
kamarnya, dan akupun meraih remote TV untuk mematikan TV, sambil bangun
dari sofa yang aku duduki.
“Kalau nanti Mama sakit, kamu harus tanggung ya Hand !” Mama Reta membuka lagi pembicaraan setelah beberapa menit kami meninggalkan rumahnya dan Mama Reta sedang menikmati jalan sambil duduk disebelahku. Aku sambil memegang setir mobil menjawab dengan santai dan manja.
” Ya …. Iya dong Ma…., siapa lagi yang ngurus Mama kalau bukan Handy.”
” Mama sambil rebahan ya Han ?” pintanya sambil merebahkan sandaran jok mobil yang didudukinya.
” Boleh kan Han ?” pintanya lagi sambil memegang tangan kiriku, tapi saat ini posisi Mama Reta sudah rebah dan terlentang, seolah-olah memerkan dadanya yang menonjol menggairahkan itu.
“Kalau nanti Mama sakit, kamu harus tanggung ya Hand !” Mama Reta membuka lagi pembicaraan setelah beberapa menit kami meninggalkan rumahnya dan Mama Reta sedang menikmati jalan sambil duduk disebelahku. Aku sambil memegang setir mobil menjawab dengan santai dan manja.
” Ya …. Iya dong Ma…., siapa lagi yang ngurus Mama kalau bukan Handy.”
” Mama sambil rebahan ya Han ?” pintanya sambil merebahkan sandaran jok mobil yang didudukinya.
” Boleh kan Han ?” pintanya lagi sambil memegang tangan kiriku, tapi saat ini posisi Mama Reta sudah rebah dan terlentang, seolah-olah memerkan dadanya yang menonjol menggairahkan itu.
Aku menoleh kesamping kearah Mama Reta sambil mengangguk, tapi lagi-lagi
pandanganku terhenti didada Mama Reta, yang terlihat samar lekukannya
dari balik bajunya yang sengaja tidak dikancing pada bagian atasnya.
Kuarahkan lagi pandangan ku kejalan raya agar tidak terjadi
apa-apa.Setibanya di Supermarket mobil aku parkirkan ditempatnya dan
kami pun berjalan menuju kedalam supermarket sambil bergandengan, Mama
Reta mengait tanganku untuk digandolinya, hal ini sudah biasa bagi kami,
tapi kali ini darah ku berdesar-desar saat bergandengan tangan dengan
Mama Reta, bagaimana tidak berdesar, yang sedari tadi dalam fikiran ku
terlintas terus lekukan buah dada Mama Reta kini tersenggol-senggol
mengenai siku kiri ku seirama dengan gerakan langkah kami selama menuju
kedalam Supermarket.
Setibanya didalam supermarket aku langsung menyambar lorry yang berada
disisi pintu masuk supermarket, dan kami pun bergandengan lagi menuju ke
barisan etalase keperluan Rumah tangga. Satu persatu barang keperluan
dapur dipilih dan diambil oleh Mama Reta, akupun asik dengan kegiatan ku
sendiri memperhatikan lekukan badan Mama Reta yang masih mengencang
yang bergerak terus kadang merunduk dan berdiri lagi sambil ia memeriksa
barang yang terdapat dietalase. Khayalan ku terhenti kaHana sapaannya.
” Hand coba kamu lihat labelnya ini, apakah jangka waktunya masih
berlaku tidak “ pintanya sambil jongkok dan dan tanpa melihatku
kebelakang dengan tangan memegang sebuah makanan kaleng memberikan
kepada ku.Kemudian aku bergerak mendekati Mama Reta dan berdiri tepat
disampingnya yang sedang jongkok, kuambil makanan kaleng yang ada
ditangannya dan kuperhatikan dengan seksama label masa berlaku yang
dimaksud.
” Masih lama nih Ma……” Jawab ku sambil mengembalikan makanan kaleng tadi
kepada Mama Reta, yang saat ini posisinya sedang membungkuk
memperhatikan barang-barang yang lain.
Aku terperanjat melihat dua buah gunung yang menempel di dada Mama Reta,
terlihat jelas kaHana posisinya yang membungkuk sehingga bajunya
menggantung kebawah.Buah dada yang indah, masih mengencang, dan memiliki
putting yang masih kencang dan tidak terlalu besar, maklum kaHana Mama
Reta belum pernah menyusui bayi. Bentuknya masih bagus, tanpa keriput
sedikitpun di sekitar putingnya, putih mulus dan terawat dengan baik.
Ada sekitar sepuluh detik aku memperhatikannya, terhenti kaHana Mama
Reta berdiri dan bergeser posisi.Kini akupun tetap berada disampingnya,
dengan maksud untuk mendapatkan kesempatan memandang seperti tadi, dan
benar Mama Reta sebentar-bentar menunduk, dan kesempatan itu tidak aku
lewati dengan langsung mengincar pandangan buah dada yang indah itu.
Sudah lebih kurang setengah jam kami mengitari etalase demi etalase,
tiba-tiba dari posisi jongkok Mama Reta meraih tangan kiriku yang sedang
berada disebelahnya. Sambil menggandul ditanganku Mama Reta berdiri dan
merapatkan badannya disisi badan ku langsung meletakkan wajahnya di
bahu kiri ku sambil bergumam
” Mama pusing Han.. Mama udah enggak kuat lagi” Kemudian tangan kiri ku mengait pinggul Mama Reta setengah memeluk dan berkata,
“Ya.. sudah Ma, kita pulang aja, kalau masih ada yang kurang belanjaannya bisa dibeli di warung dekat rumah aja” Tanpa menunggu jawaban Mama Reta, sambil tetap merangkulnya tangan kanan ku meraih kereta dorong belanjaan dan berjalan menuju Kasir.
“Ya.. sudah Ma, kita pulang aja, kalau masih ada yang kurang belanjaannya bisa dibeli di warung dekat rumah aja” Tanpa menunggu jawaban Mama Reta, sambil tetap merangkulnya tangan kanan ku meraih kereta dorong belanjaan dan berjalan menuju Kasir.
Selesai membayar semua belanjaan aku pun meminta petugas kasir untuk
membantu membawakan barang ke Mobil, sementara aku berjalan didepan
sambil merangkul Mama Reta. Yang kurasakan sekarang buah dada Mama Reta
menempel di rusuk kiri ku, dan nafasnya yang wangi sangat terasa disisi
pipi ku. Setibanya di Mobil aku pun membukakan pintu dan membimbing Mama
Reta masuk ke Mobil, perlahan aku dudukan dan kurebahkan ke kursi yang
berada disebelah supir, dan sambil kedua tangan ku menahan badan Mama
Reta rebah, tersenggol lah kedua sisi buah dadanya oleh tangan ku, aduh…
alangkah kerasnya tuh buah dada.
Diperjalanan pulang kutanyakan apakah perlu diperiksa ke dokter, tapi
Mama Reta mengatakan tidak perlu, kaHana dia hanya merasa pusing biasa,
mungkin masuk angin. Aku pun menyetujui dan langsung mengarahkan mobil
ke rumah Mama Reta. Kusempatkan memegang kening Mama Reta dengan tujuan
memeriksa apakah badannya panas atau tidak. Kupalingkan pandangan ku
sekali sekali kearah Mama Reta yang tiduran disamping.
“Masih pusing Ma….., Tanyaku.
“Sedikit ….. ” jawabnya singkat.
“Ntar juga sembuh Ma …….”.
“Sedikit ….. ” jawabnya singkat.
“Ntar juga sembuh Ma …….”.
Pembicaraan kami terhenti dan diam beberapa saat.Mobil aku parkir
didepan rumah, dan dengan bergegas aku turun terus menghampiri sisi
pintu kiri mobil untuk membukakan pintu bagi Mama Reta, pintu pun ku
buka, kulihat Mama Reta terasa berat mengangkat badannya dari Jok Mobil.
“Bantu Mama dong Han…., dasar tidak bertanggung jawab ” hardiknya manja.
“Bantu Mama dong Han…., dasar tidak bertanggung jawab ” hardiknya manja.
Akupun langsung merangkul pinggulnya turun dari Mobil dan langsung
memapah kedalam rumah. Setibanya didepan pintu masuk Mbok Atik pembantu
Mama Reta membukakan pintu dan aku sambil membopong Mama Reta
memerintahkan Mbok Atik untuk menurunkan barang serta menguncil kembali
mobilnya.
“Mama mau tiduran di Sofa atau dikamar?”
“Dikamar aja Hand” Kami pun menuju kamar, dan aku langsung membaringkan Mama Reta terlentang di tempat tidur. Mama Reta pun berbaring sambil memegang kepalanya.
“Handy balur minyak kayu putih dulu ya.. perut Mama, setelah itu Handy pijit kepala Mama” Pintaku.
“Dikamar aja Hand” Kami pun menuju kamar, dan aku langsung membaringkan Mama Reta terlentang di tempat tidur. Mama Reta pun berbaring sambil memegang kepalanya.
“Handy balur minyak kayu putih dulu ya.. perut Mama, setelah itu Handy pijit kepala Mama” Pintaku.
Mama Reta diam saja, dan aku mengartikan dia setuju, akupun langsung
beranjak mengambil minyak kayu putih yang tersedia di tempat obat.
Kuangkat sedikit baju kemeja bagian bawah Mama Reta sampai batas rusuk
bawahnya, dan akupun membalurkan minyak kayu putih tadi, dengan lembut
aku lakukan.
“Ma … Kancing celana Mama di lepas ya… biar lega bernafas” Aku tahu dia
pasti tidak menjawab dan aku pun langsung melepas kancing celana nya.
Selesai aku membalur bagian perutnya dan tanpa meminta ijin aku membalur
bagian dada atasnya, saat itu Mama Reta kuperhatikan sedang memejamkan
matanya sambil kedua tangannya memegangi kepala. Dan aku duduk diatas
tempat tidur disisi kanan Mama Reta. Sesuai janji ku, selesai membalur
akupun mulai memijit kepala Mama Reta, perlahan kutarik kedua tangannya
kebawah, dan tanpa kusadari tangan kanannya jatuh diatas pangkal paha ku
hampir mengenai punya ku.
Perlahan aku pijit dengan lembut kepalanya, dia pun menikmatinya,
tiba-tiba aku teringat pemandangan yang indah sewaktu di supermarket
tadi, dua gundukan daging yang menggairahkan, seketika itu juga
pandangan ku berpindah ke dada Mama Reta, tapi sial yang terlihat hanya
bagian atasnya, bajunya hanya terkuak sedikit pada saat aku membalurkan
minyak kayu putih pada bagian dada tadi.
“Han …. Jangan pulang dulu…, temani Mama sampai enakan” Aku terkejut
dengan suara tadi dan akupun memalingkan muka ku kearah wajah Mama Reta,
sambil mengangguk.
Pijitan ku terus pada kepala Mama Reta, dan Dia pun kembali memjamkan
matanya.Terasa capek kaHana posisi ku memijit agak membungkuk, akupun
pindah duduk di lantai karpet. Sekarang posisi memijit ku sambil duduk
dilantai dengan kepala aku tidurkan ditempat tidur, pas berada disamping
kaHana buah dada Mama Reta.KaHana mungkin terlalu capek, akupun
tertidur pulas, ada mungkin 15 menit, dan aku terbangun kaHana tekanan
buah dada sebelah Kanan Mama Reta pada ubun-ubun kepala ku.
Kuangkat kepala ku, kudapatkan Mama Reta sedang tidur miring kekanan
menghadap ku, dan tanpa kusadari sekarang pipi ku menempel langsung pada
bagian atas buah dada kanan Mama Reta. Aku tidak berani bergerak,
kudiamkan saja pipi ku menempel, tapi barang ku mulai bergerak mengeras.
Ada lebih kurang satu menit aku terdiam pada posisi ini, dan tiba-tiba
Mama Reta memindahkan tangan kirinya yang sedari tadi di atas paha nya
ke bahu ku tepat dibawah leher, seolah-olah memeluk ku. Gerakan Mama
Reta tadi menyebakan bajunya yang terkuak nyangkut di dagu ku dan
tertarik kebawah, sehingga makin terbuka lebar buah dada yang terbuka,
dan kepala ku juga ikut terdorong kebawah dengan posisi tidur Mama Reta
masih miring dan yang menyenangkan bagi ku ialah putting susu kanan yang
kecil mungil tadi berada satu centimeter diujung bibir ku.
Aku heran dan gemeter, apakah ini sengaja dilakukan oleh Mama Reta, dan
apakah dia benar-benar tidur sehingga tidak mengetahui keadaan ini.
Sementara fikiran ku bertanya-tanya tanpa kusadari lidah ku sudah mulai menjilati pinggiran putting yang kecil mungil dan halus itu, terus aku
jilati sepuas ku dan perlahan aku geser kepala ku sedikit agar lebih
dekat dan dapat mengisap serta mengulumnya. Kini aku isap putting yang
menggairahkan itu.
Mama Reta masih memejamkan matanya, entah tidur atau tidak tapi aku
sudah tidak perduli lagi dan perlahan aku buka satu lagi kancing baju
atasnya, agar aku bisa lebih leluasa menjilati buah dada yang indah ini.
Tiba-tiba ada gerakan pada kaki Mama Reta, dan dengan segera aku lepas
kuluman bibir ku di putting Mama Reta dan aku ber pura-pura tidur, wah
bener Mama Reta menggerakkan badannya dan berpindah posisi miring
membelakangi ku.
Untuk beberapa saat aku terdiam sambil memperhatikan punggung Mama Reta,
namun fikiran ku terus merayap mencari akal agar aku dapat menikmati
buah dada yang montok tadi, maklum nafsu ku sudah mulai tidak bisa
dibendung, untuk pulang kerumah menyalurkannya perlu waktu lagi,
sementara disini sudah mulai dapat kesempatan, apalagi aku tahu Mama
Reta sudah bertahun-tahun tidak pernah di sentuh barang sakti, pasti
vaginanya sudah mulai rapat dan ketat lagi.Akhirnya aku putuskan untuk
memberanikan diri naik ketempat tidur dan berbaring disebelah Mama Reta
dengan posisi miring menghadap punggung Mama Reta.
Untuk beberapa saat aku merfikir memulainya dari mana, aku bingung, tapi
akhirnya aku putuskan untuk memeluk Mama Reta dari belakang dengan
melingkarkan tangan kanan ku ketengah dadanya. Perlahan ku tempelkan
telapak tangan ku bagian atas buah dada kiri Mama Reta, wah….
benjolannya masih keras, pelan ku gerakkan tangan ku turun ke bagian
tengah buah dadanya, sekarang posisi tangan ku sedang mempermainkan
putting buah dada Mama Reta sambil sebentar – sebentar meremasnya.
Kurasakan badan Mama Reta bergerak dan akupun berhenti dalam permainan
ku sejenak dalam posisi masih memeluk Mama Reta dan tangan ku masih
berada diatas gundukan buah dada Mama Reta. Bersamaan akan aku mulai
lagi permainan ku tadi, kaHana aku anggap Mama Reta sudah pulas lagi, ku
dengar suara serak dan parau dari sebelah ku.
“Han dari tadi Mama tahu kalau Handy mimik, dan sekarang pegangi susu
Mama “ suara ini datangnya dari Mama Reta. Aku sangat terkejut dan kaku
sekujur tubuh ku, takut dan bersalah.
“Ma …..” belum selesai aku berbicara tiba–tiba tangan ku yang berada diatas buah dada Mama Reta dipegangnya dan ia berkata
“Tidak apa-apa Han……., kalau kamu masih belum puas teruskan aja, asal kamu bisa memberi kesenangan pada Mama”
“Ma …..” belum selesai aku berbicara tiba–tiba tangan ku yang berada diatas buah dada Mama Reta dipegangnya dan ia berkata
“Tidak apa-apa Han……., kalau kamu masih belum puas teruskan aja, asal kamu bisa memberi kesenangan pada Mama”
Tanpa menunggu aba-aba lagi dari Mama Reta, aku segera menarik badan
Mama Reta sehingga pada posisi telentang, dan kaHana kancing bajunya
sudah terbuka setengah maka terkuak lah buah dada yang aku remas -remas
tadi.
“Handy akan memberikan kepuasan yang telah lama hilang dari Mama malam
ini” selesai berkata demikian, aku langsung menerkam dan melumat bibir
mungil yang dihadapan ku.
Permainan bibir berjalan sangat panjang, kami saling bertukar menghisap
bibir atas dan bawah, saling mempermainkan lidah, bagaikan dua orang
yang sudah lama tidak berciuman.Permainan bibir dan ciuman kuhentikan
dan aku berkata lembut sambil memandangi mata Mama Reta yang sudah mulai
layu.
“Mama sudah puas ciuman Ma ……..” dia tersenyum dan mengangguk.
“Sekarang Mama nikmati ya……., Mama diam dan nikmatilah, Handy akan memberikan kesenangan yang Mama minta”
“Sekarang Mama nikmati ya……., Mama diam dan nikmatilah, Handy akan memberikan kesenangan yang Mama minta”
Perlahan aku pelorotkan badan ku yang ada diatas Mama Reta turun
kebawah, sehingga muka ku persis diatas dada Mama Reta. Ku ciumi lembut
leher kirinya dan perlahan berputar ke leher sebelah kanan, setelah puas
dengan ciuman di leher, ciuman aku pindahkan kebagian atas dada Mama
Reta.
Pertama aku ciumi dan aku jilati gundukan kedua dadanya, dan bergeser kebagian tengah, kini aku kitari keliling gundukan buah dada yang kanan dan sekarang yang kiri. Perlahan ku rambatkan juluran lidah ku keatas puting susu kiri Mama Reta dan kuisap sedikit-sedikit sambil menggigit halus. Kuraskan kedua tangan
Pertama aku ciumi dan aku jilati gundukan kedua dadanya, dan bergeser kebagian tengah, kini aku kitari keliling gundukan buah dada yang kanan dan sekarang yang kiri. Perlahan ku rambatkan juluran lidah ku keatas puting susu kiri Mama Reta dan kuisap sedikit-sedikit sambil menggigit halus. Kuraskan kedua tangan
Mama Reta mulai mendekap badan ku, dan
kurasakan juga Mama Reta mulai menggerak-gerakkan pinggulnya yang kutahu
dia sedang mencari ganjalan agar menekan tepat dibibir vaginanya. Aku
pindahkan lagi kuluman dan permainan bibir ku ke putting susu Mama Reta
yang sebelah kanan, Mama Reta makin bergerak agak cepat, dia mulai
terangsang penuh.
“Enak Ma….., ???Mama Senang .??…..”sambung ku lagi.
“Han …. Mama senang, Mama Puas….., Kamu pinter, kamu lembut …….anak manis, …… Mama sudah lama sekali tidak merasakan ini, Mama ….mau kalau setiap ketemu Kamu cium dan mimik Mama………”“Han ……, lagi nak ……., jangan terlalu lama ngobrolnya, teruskan aja apa yang kamu mau lakukan, Mama pasti senang”.
“Cium lagi Han ….., Mimik lagi anak manja …..’”
“Han …. Mama senang, Mama Puas….., Kamu pinter, kamu lembut …….anak manis, …… Mama sudah lama sekali tidak merasakan ini, Mama ….mau kalau setiap ketemu Kamu cium dan mimik Mama………”“Han ……, lagi nak ……., jangan terlalu lama ngobrolnya, teruskan aja apa yang kamu mau lakukan, Mama pasti senang”.
“Cium lagi Han ….., Mimik lagi anak manja …..’”
Aku pun meneruskan permainan lidah ku di kedua susu yang mentul dan
keras itu. Perlahan ciuman dan jilatan ku turun ebawah sambil aku
melorotkan lagi badan ku, kini kaki ku sudah menyentuh lantai. Ku ciumi
perlahan perut Mama Reta terus kebawah sambil membuka resliting celana
Mama Reta.Sekarang posisi ciuman ku sudah berada dibagian bawah pusar
Mama Reta, kira-kira satu centi lagi diatas klitoris Mama Reta.
Badannya mulai bergerak tidak menentu, pinggulnya naik turun seakan
ingin segera ujung lidah ku menyentuh belahan yang sudah mulai membasah
ini, sesekali kudengar suara desis dari bibir mungil Mama Reta dan nafas
yang sudah mulai tidak menentu.
“ahhkk…. Hek …….ehhhh, yaa…hhhh Han……”
“ahhkk…. Hek …….ehhhh, yaa…hhhh Han……”
Perlahan kutarik dan lepaskan celana jean dan sekaligus celana dalam
Mama Reta, badan dan kakinya ikut dilenturkan agar mudah aku melepaskan
celana yang menutupi vaginanya.Sekarang celananya sudah terlepas tidak
ada lagi yang menutupi kulit mulus Mama Reta dari pusar kebawah,
sementara kancing baju yang dipakainya sudah kubuka semua dan telah
terbuka lebar.Aku terdiam sejenak dan memandangi tubuh mulus Mama Reta
yang sedang telentang pasrah sambil memejamkan matanya. Kupandangi dari
kedua buah dadanya sampai ketengah selangkangannya yang menjepit vagina
yang ditumbuhi bulu halus dan pirang, Berulang kali aku pandangi,
akhirnya aku terkejut oleh suara Mama Reta.
“Anak manja …….., apa sudah selesai kamu puaskan Mama, …..atau Mama cukup kamu pandangi saja seperti itu??”
“Tentu tidak Mama sayang ……, Mama akan mendapatkan kepuasan yang belum pernah Mama dapatkan sebelumnya,. …..tapi Handy tidak akan menyia-nyiakan pemandangan yang langka ini, jadi Handy puas-puaskan dulu memandangi Mama….”
“Ayo lah Han…., mama sudah tidak sabar lagi merasakan kepuasan yang kamu janjikan….., kamu bisa memandang Mama kapan saja dan dimana saja nanti, Mama pasti kasih asal kamu selesaikan dulu sekarang”
Tanpa menjawab apa-apa lagi aku pun berlutut diujung kakinya du tengah kedua kakinya. Perlahan aku elus dengan kedua tangan ku kedua kaki Mama Reta mulai dari bawah betisnya sampai kepangkal pahanya ber-ulang kali naik turun sambil kedua ujung jari ku menyentuh sekali-sekali bibir kiri dan kanan Vaginannya. Rangsangan mulai dirasakan Mama Reta, kaki dan pinggulnya mulai bergerak dan kejang-kejang. Melihat hal itu aku langsung membungkuk dan menjilati sekeliling bibir Vagina Mama Reta.
“Tentu tidak Mama sayang ……, Mama akan mendapatkan kepuasan yang belum pernah Mama dapatkan sebelumnya,. …..tapi Handy tidak akan menyia-nyiakan pemandangan yang langka ini, jadi Handy puas-puaskan dulu memandangi Mama….”
“Ayo lah Han…., mama sudah tidak sabar lagi merasakan kepuasan yang kamu janjikan….., kamu bisa memandang Mama kapan saja dan dimana saja nanti, Mama pasti kasih asal kamu selesaikan dulu sekarang”
Tanpa menjawab apa-apa lagi aku pun berlutut diujung kakinya du tengah kedua kakinya. Perlahan aku elus dengan kedua tangan ku kedua kaki Mama Reta mulai dari bawah betisnya sampai kepangkal pahanya ber-ulang kali naik turun sambil kedua ujung jari ku menyentuh sekali-sekali bibir kiri dan kanan Vaginannya. Rangsangan mulai dirasakan Mama Reta, kaki dan pinggulnya mulai bergerak dan kejang-kejang. Melihat hal itu aku langsung membungkuk dan menjilati sekeliling bibir Vagina Mama Reta.
Tercium aroma khas vagina yang terawat dan basah….., dan aku yakin kalau
vaginan ini sudah bertahun-tahun tidak disentuh benda keras, kelihatan
rapat dan tidak berkerut seperti genjer ayam, satu keuntung besar aku
dapatkan. Permainan lidah ku berlangsung semakit lincah dan sembari
menggigit dan menghisap bagian klitoris yang benar sensitive itu.
“Han…. Enak sekali Hannnn ……., kamu benar ……, Mama belum pernah
merasakan jilatan seperti ini …… sungguh sayang …., ahhhkkk Han …..ahhhh
ehhhhhhhlk kkk….. “ sambil bergumam Mama Reta menarik rambut ku dengan
kedua tangannya agar aku merapatkan dan menekan bibir ku kuat ke
Vaginannya.
“Jangan berhenti Han ….. , Mama puas…., Mama ahhkk…. Mam….., Mama menikmatinya Han ……. Uhhh…..”
“Kamu apain Han……, Tobat anakku….., ampun … Mama ……..ahkkkkk ahhhhhhh enak Han……,”Aku tidak perdulikan ocehannya, terus aku jilati vaginanya yang semakin basah, kutahan pinggulnya dengan kedua belah tangan ku agar tidak menggangu permainan ku dengan rontakan nya.
Tiba – tiba aku rasakan kepala ku diangkat keatas dan kulihat Mama Reta sudah duduk dihadapan ku, dengan cepat kedua tangan Mama Reta meraih ikat pinggang dan kancing celana ku, dan membuka resliting celnaa ku. Kurasakan darah ku mengalir cepat dan bulu roma ku berdiri pada saat tangan kanan Mama Reta menelusup masuk kedalam celanaku dan mengelus batang kemaluan ku.
“Jangan berhenti Han ….. , Mama puas…., Mama ahhkk…. Mam….., Mama menikmatinya Han ……. Uhhh…..”
“Kamu apain Han……, Tobat anakku….., ampun … Mama ……..ahkkkkk ahhhhhhh enak Han……,”Aku tidak perdulikan ocehannya, terus aku jilati vaginanya yang semakin basah, kutahan pinggulnya dengan kedua belah tangan ku agar tidak menggangu permainan ku dengan rontakan nya.
Tiba – tiba aku rasakan kepala ku diangkat keatas dan kulihat Mama Reta sudah duduk dihadapan ku, dengan cepat kedua tangan Mama Reta meraih ikat pinggang dan kancing celana ku, dan membuka resliting celnaa ku. Kurasakan darah ku mengalir cepat dan bulu roma ku berdiri pada saat tangan kanan Mama Reta menelusup masuk kedalam celanaku dan mengelus batang kemaluan ku.
Ku diamkan saja apa Maunya. Mama Reta terus mengelus sembari meremas
remasa kelamin ku. Dengan tidak sabar di pelorotinya celana ku, dan
kaHana posisi kuberdiri dengan lutut diatas tempat tidur dihadapan Mama
Reta, sehingga gerakan tanganya melorotkan celanaku dan celana dalam ku
berhenti di lutut ku, tapi itu semua sudah cukup untuk membuat kemaluan
ku tidak tertutup lagi
“Han ….. besar sekali kamu punya “ di berkata sambil mengelus-ngelus batang dan kantong biji kemaluan ku.
“Han apa tidak sakit Han …., Mama kan sudah lama tidak dimasuki ……”
“Tidak Ma….., Nanti Handy akan pelan – pelan dan Mama akan merasakan nya nikmat..”
“Han ….. besar sekali kamu punya “ di berkata sambil mengelus-ngelus batang dan kantong biji kemaluan ku.
“Han apa tidak sakit Han …., Mama kan sudah lama tidak dimasuki ……”
“Tidak Ma….., Nanti Handy akan pelan – pelan dan Mama akan merasakan nya nikmat..”
Dan ahhhhhk….., tersentak nafasku, Mama Reta sudah mengulunm ujung
batang kemaluan ku, dihisapnya dan sambil memaju dan memundurkan
kepalanya aku rasakan setengah batang kemaluan ku sudah masuk kerongga
mulut Mama Reta. Aku biarkan dia menikmatinya sambil membuka baju ku,
setelah itu, aku membuka baju Mama Reta yang sudah terlepas kancingnya
tadi.
Sambil Mama Reta menikmati Batang kemaluanku, kedua tanganku juga
meremas-remas buah dadanya dan sekali mengelus punggungnya dan yang
lainnya. Pokoknya hampir seluruh badannya aku elus. Ciuman Mama Reta di
batang kemaluan ku berhenti dan kedua tangan ku diraihnya, dan
ditariknya sambil Mama Reta merebahkan kembali Badan nya, maka badan ku
pun tertarik merebah menimpa diatas badannya.
” Mama sudah tidak sabar lagi kepengen meraskan batang milik anak Mama yang besar itu Han ..”
“Iya … Sayang …. “ Sambut ku sambil menyambar bibir mungil Mama Reta.
“Iya … Sayang …. “ Sambut ku sambil menyambar bibir mungil Mama Reta.
Sembari mencium, pinggulku ku gerak-gerakan untuk mengarahkan Batang
sakti ku masuk ke mulut Vagina Mama Reta yang sudah sempit lagi itu.
Kurasakan Batang ku sudah menempel di Vaginanya, dan aku rasakan Mama
Reta mengangkat pinggulnya untuk menekan rapat kebatang
kemaluanku.Kuangkat pantat ku dan pelan kuarahkan ujung batang kemaluan
ku tepat di tengah lubang yang basah ini, kutekan pelan-pelan dan ahkkkk
tersentak badan Mama Reta.
“Sakit Ma ……??”, Tanya ku dan Mama Reta tidak menjawab dia hanya
mendesih…. Ehhhhhhh. Aku terus menekan sedikit demi sedikit, masuk sudah
setengah kepala batang kemaluan ku…..Kutekan terus dan sekarang seluruh
kepala kemaluan ku sudah masuk di lobang nikmat ini…… Kutekan terus per
lahan dan pelan dan masuk lah setengah Batang ku tapi Mama Reta
berteriak…..
“Aduhhhhhh … ahhkkk…”Aku hentikan gerakan menekan ku dan akubertanya :
“Sakit Ma……,??”Dia mengangguk tapi kedua tangannya memegang pinggul ku seakan tidak membolehkan aku mencabut batang ku dari vaginanya.
“Aduhhhhhh … ahhkkk…”Aku hentikan gerakan menekan ku dan akubertanya :
“Sakit Ma……,??”Dia mengangguk tapi kedua tangannya memegang pinggul ku seakan tidak membolehkan aku mencabut batang ku dari vaginanya.
Aku berfikir, baru setengah sudah sakit dan terasa terjepit. Memang
Batang ku cukup besar diatas normal sementara Mama Reta tipikal tubuh
badan pribumi yang mungil dan memiliki barang yang sempit, aku jadi
penasaran dan ingin merasakan nikmatnya kalau seluruh batang ku masuk.
Perlahan kugerakan lagi pantatku menekan kedalam, lembut sekali dan
sangat perlahan.
“Ehh… ahhh…, Han…. Ahhhhh…. Iya ehhhh ahh …. Han …..,” itu lah suara
yang keluar dari mulut Mama Reta seiring gerakan ku naik turun yang
menyebabkan barang ku keluar masuk.
Sedikit -sedikit gerakan menekan kedalam aku tambah sehingga batang ku
yang masuk semakin dalam. Aku rasakan diujung batang ku seperti di
hisap-hisap, alangkah nikmatnya, aku hampir tidak tahan. Aku perkirakan
semua batang ku sudah ambles kedalam kaHana terasa hangat dan nikmat.
Dengan lembut aku rapatkan selangkangan ku sambil kedua tangan ku
menguak dan mengangkat kedua kaki Mama Reta. Ku tekan rapat-rapat dan ku
gerakkan memutar pinggul ku dengan pahaku menempel rapat dan semua
batang ku telah masuk.
“Han ….. nikmat sekali Han, sudah lama sekali Mama tidak merasakan
seperti ini, kamu pandai bermain seks … Nak… Mama … bisa ketagihan
Han….”Aku terus memutar pinggul ku dan menciumi lehernya sambil
merapatkan badan ku.
“Mama bisa minta kapan saja ….., Mama tinggal telepon dan Handy pasti melayani Mama ……”
“Ma ….. punya Mama masih enak, rapat dan menghisap …., Handy menikmatinya Ma…..”
“Ahhhkk Han …., goyang ehhhhh, goyangnya lebih cepat sayang ….., Mama kayaknya mau dapat “
“ahhkkkk Han ,,,, ya…. Uhhhh ……hekkk .. Han……”Aku hentikan sejenak goyangan ku dan kuperbaiki posisi ku dengan sedikit menarik dengkul ku agak menekuk agar pada saat dapat nanti aku bisa leluasa mengankat dan menekan pantat ku dengan leluasa.
“Jangan berhenti sayang …..”
“tenang Ma…. Kita dapatnya baHang, … pada saat dapat nanti Handy akan keluar masuk kan punya Handy biar Mama lebih nikmat lagi…. Kalau dapat Mama bilang Ya…..” aku sudah mulai menggoyang pinggul ku dengan merapatkan panggkal paha ku.
“Ma…. Sekarang nikmati, pejam kan mata Mama ….” Ku goyangkan terus berputar pinggul ku makin lama makin cepat. Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17 Tahun
“Han …. Ahhhh, terus Han…., Terus Sayang,….. auuu… ahh…., ya…. Han….Ya……”
“Uh ……ahhhh, eeeenak,,,, sekali anak ku….., kamu…. Ahhhhh, goyang … tekan,,,,,,” Semakin mengejang seluruh badan Mama Reta dan goyangan ku semakin cepat berputar.
“Han… ahhhh, Han …. Reennnn , Mam ….. ahhhh, ahhhh .., Han ……. Dah……., Mama mau ….., Mama keluar anakku…..” Mendengar perkataan itu aku pun mempercepat goyang ku.“Han…. Enak Han,,,,,,,… terus Hannn…” aku tekan dan aku goyang terus, sambil aku menahan agar aku tidak keluar. Sengaja aku lakukan agar Mama Reta puas dulu baru aku keluar.
“Dapat yang panjang …. Ma,….. Ah,….. yang lama … Ma …. Puaskan Ma……”
“Mama puas Han,,,,,…. Terus Han,,,,,,,. Ahhhhh, ahh huhhhh…. Kamu dapat juga sayang …. “
Aku hentikan goyangan ku dan dengan segera aku ganti dengan gerakan naik turun.
“Au …. Ahh… Han ,,,,, , ya…. Han… yang kayak gini makin nikmat Sayang…..”
“Puas…. Puas…. Aduhh… enak sekali…. Ahhhhhh, yam,,,yahhhhhhh terus Han …….” Gerakan naik turun ku semakin cepat dan batang ku terasa semakin keras nafas ku semakin tidak teratur.
“Ma… ahhhh, Ma….., ya….. Mama Sayangg ……, enak sekali Ma…., Punya Mama kering ……, auuu Aduhhhh”
“Ahhhhh, Mam…. Handy mau dapat Ma….”
“Dapat lah Sayang …. Dapatlah…., semburkan semua …… Mama sudah puas sekali….”
“Ayo …. Ayo Manja……”Akupercepat gerakan ku sehingga bunyi yang terdengar semakin berdecak, agak kutegakkan badan ku mengambil posisi siap untuk menembakkan cairan dari Batang ku.
“Handy dapat Ma …., Keluar ahhhhhh Ma,,,,,,,”.
“Re…. Mama juga rasakan sayang…., hou…. Keras sekali sayang,,,,,,,, terus Nak……, puaskan manja….”
“Mama bisa minta kapan saja ….., Mama tinggal telepon dan Handy pasti melayani Mama ……”
“Ma ….. punya Mama masih enak, rapat dan menghisap …., Handy menikmatinya Ma…..”
“Ahhhkk Han …., goyang ehhhhh, goyangnya lebih cepat sayang ….., Mama kayaknya mau dapat “
“ahhkkkk Han ,,,, ya…. Uhhhh ……hekkk .. Han……”Aku hentikan sejenak goyangan ku dan kuperbaiki posisi ku dengan sedikit menarik dengkul ku agak menekuk agar pada saat dapat nanti aku bisa leluasa mengankat dan menekan pantat ku dengan leluasa.
“Jangan berhenti sayang …..”
“tenang Ma…. Kita dapatnya baHang, … pada saat dapat nanti Handy akan keluar masuk kan punya Handy biar Mama lebih nikmat lagi…. Kalau dapat Mama bilang Ya…..” aku sudah mulai menggoyang pinggul ku dengan merapatkan panggkal paha ku.
“Ma…. Sekarang nikmati, pejam kan mata Mama ….” Ku goyangkan terus berputar pinggul ku makin lama makin cepat. Cerita Dewasa | Cerita Panas | Cerita 17 Tahun
“Han …. Ahhhh, terus Han…., Terus Sayang,….. auuu… ahh…., ya…. Han….Ya……”
“Uh ……ahhhh, eeeenak,,,, sekali anak ku….., kamu…. Ahhhhh, goyang … tekan,,,,,,” Semakin mengejang seluruh badan Mama Reta dan goyangan ku semakin cepat berputar.
“Han… ahhhh, Han …. Reennnn , Mam ….. ahhhh, ahhhh .., Han ……. Dah……., Mama mau ….., Mama keluar anakku…..” Mendengar perkataan itu aku pun mempercepat goyang ku.“Han…. Enak Han,,,,,,,… terus Hannn…” aku tekan dan aku goyang terus, sambil aku menahan agar aku tidak keluar. Sengaja aku lakukan agar Mama Reta puas dulu baru aku keluar.
“Dapat yang panjang …. Ma,….. Ah,….. yang lama … Ma …. Puaskan Ma……”
“Mama puas Han,,,,,…. Terus Han,,,,,,,. Ahhhhh, ahh huhhhh…. Kamu dapat juga sayang …. “
Aku hentikan goyangan ku dan dengan segera aku ganti dengan gerakan naik turun.
“Au …. Ahh… Han ,,,,, , ya…. Han… yang kayak gini makin nikmat Sayang…..”
“Puas…. Puas…. Aduhh… enak sekali…. Ahhhhhh, yam,,,yahhhhhhh terus Han …….” Gerakan naik turun ku semakin cepat dan batang ku terasa semakin keras nafas ku semakin tidak teratur.
“Ma… ahhhh, Ma….., ya….. Mama Sayangg ……, enak sekali Ma…., Punya Mama kering ……, auuu Aduhhhh”
“Ahhhhh, Mam…. Handy mau dapat Ma….”
“Dapat lah Sayang …. Dapatlah…., semburkan semua …… Mama sudah puas sekali….”
“Ayo …. Ayo Manja……”Akupercepat gerakan ku sehingga bunyi yang terdengar semakin berdecak, agak kutegakkan badan ku mengambil posisi siap untuk menembakkan cairan dari Batang ku.
“Handy dapat Ma …., Keluar ahhhhhh Ma,,,,,,,”.
“Re…. Mama juga rasakan sayang…., hou…. Keras sekali sayang,,,,,,,, terus Nak……, puaskan manja….”
Semburan mani ku banyak sekali dan berulang ulang, tidak tahu berapa
kali, dan gerakkan ku makin pelan dan akhirnya tubuh ku lunglai menimpa
tubuh kecil Mama Reta.Aku masih terkulai diatas Mama Reta sementara
batangku belum kucabut dan masih kurasakan denyutan-denyut liang vagina
Mama Reta.
Perlahan aku jatuh kesamping kanan Mama Reta yang sedang terbaring
lunglai juga, aku masih memejamkan mata ku sambil menikmati permainan
yang baru saja selesai. Mama Reta memiringkan badannya menghadapku dan
tangan kirinya melingkari dada ku, dan menciumi pipi ku.
“Mama puas sekali Han…, Terima kasih Na……,”dia terus menciumi pipi ku
dan aku melirik sambil tersenyum. Kulihat dia sedang menyibak
selangkangannya dengan tissue yang ada di meja samping tempat tidur, dan
setelah selesai Mama Reta bangkit duduk mengelap batang ku.
Komentar
Posting Komentar